makalah kerajaan kota kapur
“kerajaan kota kapur”
Kelompok lima ketua: DEDE
MARJIYANTO BAHTIAR
Anggota: -IKHRAS RASKHAN
-RIA
NOVITA SARI
KELAS X MM(10 MULTIMEDIA)
GURU
PEMBIMBING BAPAK HENDRA
SMK NEGRI 7 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN: 2014/2015
Kata pengantar
Puji syukur kami panjatkan kehadirat
Allah SWT yang telah memberikan kesempatan dan kesehatan, sehingga telah dapat
melaksanakan tugas Makalah Kerajaan kota kapur dengan selamat dan berhasil
baik.
Hasil yang telah kami
laksanakan, kami sampaikan dalam bentuk laporan tertulis, dengan mengharap agar
mendapatkan nilai yang semaksimal mungkin, agar lebih dapat meningkatkan
pengetahuan kami.
Dalam menyusun tugas ini kami sangat
mengharapkan adanya kritik dan perbaikan yang bersifat membangun, serta saya
mohon maaf yang sebesar-besarnya jika sekitarnya terdapat kekurangan dan
kekeliruan dalam tugas ini.
Pada kesempatan ini, kami ucapkan terima
kasih kepada Bpk. Hendra guru pembimbing Sejarah kami yang telah memberikan
tugas ini kepada kami semoga agar kami dapat mengingat kembali pelajaran
Sejarah ini dan sehingga dapat selesai tanpa hambatan yang berarti.
Demikianlah tugas ini yang telah kami
susun untuk menjadi masukan dalam pembelajaran dimasa yang akan datang.
B. Lampung, November 2014
DAFTAR ISI
Kata
pengantar
............................................................................
ii
Daftar
isi
........................................................................................ iii
Bab I PENDAHULUAN
A. Latar belakang kerajaan kota kapur
........................................... 4
Bab II
PEMBAHASAN
A. Letak
geografis kerajaan kota kapur
................................................... 5
B. sejarah
terbentuknya kerajaan majapahit
.......................................... 5
C.
peninggalan kerajaan kota kapur ............................................................
7
D. Isi prasasti kota kapur
............................................................................... 8
Bab III
KESIMPULAN
....................................................................................................... 11
BAB 1
A. latar belakang keraajaan kota kapur
Prasasti Kota Kapur
adalah prasasti Śrīwijaya yang pertama kali ditemukan, jauh sebelum Prasasti Kedukan Bukit yang baru ditemukan di Palembang pada tanggal 29 November 1920, dan Prasasti Talang Tuwo yang ditemukan beberapa
hari sebelumnya yaitu pada tanggal 17 November 1920. Berdasarkan prasasti ini
Sriwijaya diketahui telah menguasai bagian selatan Sumatera, Pulau Bangka dan Belitung hingga Lampung. Prasasti ini juga menyebutkan bahwa
Sri Jayanasa telah melancarkan ekspedisi militer untuk menghukum "Bhumi
Jawa" yang tidak berbakti (tidak mau tunduk) kepada Sriwijaya. Peristiwa
ini cukup bersamaan waktunya dengan perkiraan runtuhnya Taruma di Jawa bagian barat dan
Holing (Kalingga) di Jawa bagian tengah. Ada
kemungkinan hal tersebut akibat serangan Sriwijaya. Sriwijaya tumbuh dan
berhasil mengendalikan jalur perdagangan maritim di Selat Malaka, Selat Sunda, Laut Cina Selatan, Laut Jawa, dan Selat Karimata.
Prasasti Kota Kapur ini,
beserta penemuan-penemuan arkeologi lainnya di daerah tersebut, merupakan
peninggalan masa Sriwijaya dan membuka wawasan baru tentang
masa-masa Hindu-Budha di masa itu. Prasasti ini juga
membuka gambaran tentang corak masyarakat yang hidup pada abad ke-6 dan abad ke-7 dengan latar belakang agama Buddha.
Prasasti
tersebut ditemukan oleh J.K. van der Meulen pada bulan Desember 1892 .
Selanjutnya, prasasti ini pertama kali dianalisis oleh H. Kern, seorang ahli
epigrafi bangsa Belanda yang bekerja padaBataviaasch Genootschap di Batavia. Replika prasasti
dapat dilihat di Museum Timah Indonesia. Situs ini terletak di Desa Kota Kapur,
Kec. Mendo Barat, Kabupaten Bangka. Sebelum Sriwijaya, kelompok masyarakat yang
menghuni pemukiman di dalam lingkungan benteng tanah adalah penganut ajaran Hindu
Waisnawa seperti yang berkembang di Asia tenggara daratan dan Pantai Utara
Jawa. Dari pemukiman itu dipasarkan Kapur Sirih.
.BAB 2 PEMBAHASAN
A.
Letak geografis kerajaan kota kapur
Terletak di Desa Kota Kapur Kecamatan Mendo, Kabupaten Bangka,
Provinsi Bangka Belitung. Situs ini terletak di pinggir Sungai Mendo yang
bermuara di selat Bangka.
Untuk mencapai lokasi, dapat mengambil transportasi umum dari jantung Kabupaten Bangka Barat - Kecamatan Mendo . Sayangnya, akses ke Desa Kota Kapur melalui Kecamatan Mendo sulit dijangkau. Oleh karena itu, lebih efisiens jika mengendarai mobil pribadi sendiri untuk mencapai lokasi tersebut
Read more: http://warnainfo.blogspot.com/2012/06/candi-kota-kapur-bangka-belitung.html#ixzz3Ifub8bvS
Untuk mencapai lokasi, dapat mengambil transportasi umum dari jantung Kabupaten Bangka Barat - Kecamatan Mendo . Sayangnya, akses ke Desa Kota Kapur melalui Kecamatan Mendo sulit dijangkau. Oleh karena itu, lebih efisiens jika mengendarai mobil pribadi sendiri untuk mencapai lokasi tersebut
Read more: http://warnainfo.blogspot.com/2012/06/candi-kota-kapur-bangka-belitung.html#ixzz3Ifub8bvS
B. Sejarah terbentuknya kerajaan kota kapur
Jika dilihat dai hasil temuan dan
penelitian tim arkeologi yang dilakukan di Kota Kapur, Pulau Bangka, yaitu pada
tahun 1994, dapat diperoleh suatu petunjuk mengenai kemungkinan adanya sebuah
pusat kekuasaan di daerah tersebut bahkan sejak masa sebelum kemunculan
Kerajaan Sriwijaya.
Pusat kekuasaan tersebut meninggalkan
banyak temuan arkeologi berupa sisa-sisa dari sebuah bangunan candi Hindu
(Waisnawa) yang terbuat dari batu lengkap dengan arca-arca batu, di antaranya
yaitu dua buah arca Wisnu dengan gaya mirip dengan arca-arca Wisnu yang
ditemukan di daerah Lembah Mekhing, Semenanjung Malaka, dan Cibuaya, Jawa
Barat, yang berasal dari masa sekitar abad ke-5 dan ke-7 masehi.
Sebelumnya, di situs Kota Kapur selain
telah ditemukan sebuah inskripsi batu dari Kerajaan Sriwijaya yang berangka
tahun 608 Saka (=686 Masehi), telah ditemukan pula peninggalan - peninggalan
lain yaitu di antaranya sebuah arca Wisnu dan sebuah arca Durga
Mahisasuramardhini. Dari peninggalan-peninggalan arkeologi tersebut nampaknya
kekuasaan di Pulau Bangka pada waktu itu bercorak Hindu-Waisnawa, seperti
halnya di Kerajaan Tarumanegara di Jawa Barat.
Temuan lain yang penting dari situs Kota
Kapur ini adalah peninggalan berupa benteng pertahanan yang kokoh berbentuk dua
buah tanggul sejajar terbuat dari timbunan tanah, masingmasing panjangnya
sekitar 350 meter dan 1200 meter dengan ketinggian sekitar 2–3 meter.
Penanggalan dari tanggul benteng ini menunjukkan masa antara tahun 530 M sampai
870 M. Benteng pertahanan tersebut yang telah dibangun sekitar pertengahan abad
ke-6 tersebut agaknya telah berperan pula dalam menghadapi ekspansi Sriwijaya
ke Pulau Bangka menjelang akhir abad ke-7.
Penguasaan Pulau Bangka oleh Sriwijaya ini
ditandai dengan dipancangkannya inskripsi Sriwijaya di Kota Kapur yang berangka
tahun 608 Saka (=686 Masehi), yang isinya mengidentifikasikan dikuasainya
wilayah ini oleh Sriwijaya. Penguasaan Pulau Bangsa oleh Sriwijaya ini agaknya
berkaitan dengan peranan Selat Bangsa sebagai pintu gerbang selatan dari jalur
pelayaran niaga di Asia Tenggara pada waktu itu. Sejak dikuasainya Pulau Bangka
oleh Sriwijaya pada tahun 686 maka berakhirlah kekuasaan awal yang ada di Pulau
Bangka.
C. PENINGGALAN KERAJAAN KOTA
KAPUR
Di daerah
ini meninggalkan temuan temuan arkeologiberupa sisa sisa sebuah bangunan candi
hindu (wisnawa) terbuat dari batu bersama dengan arca arca batu, diantaranya
dua buah arca wisnu dengan gaya gaya seperti arca arca wisnu yang ditemukan di
lembah mekhing, semenanjung malaka, dan cibuaya, jawa barat, yang berasal dari
masa sekitar abad ke-5 dan ke-7 masehi. Sebelumnya di situs kota kapur selain
telah ditemukan sebuah inkripsi batu dari kerajaan sriwijaya yang berangka
tahun 608 saka (=686 masehi), telah ditemukan pula peninggalan peninggalan yang
lain diantaranya sebuah arca wisnu dan sebuah arca durga mahisasuramardhini.
Dari peninggalan peninggalan arkeologi tersebut nampaknya kekuasaan di pulau
bangka pada waktu itubercorak hindu-waisnawa, seperti hal nya di kerajaan
tarumanegara di jawa barat.
Temuan lain dari situs kota kapur ini adalah
peninggalan berupa benteng pertahanan yang kokoh berbentuk dua buah tanggul
sejajar terbuat dari timbunan tanah, masing masing panjangnya sekitar 350 m dan 1200 meter
dengan ketinggian sekitar 2-3 meter. Penanggalan dari tanggul benteng ini
menunjukan masa antara tahun 530 m sampai 870 m. Benteng pertahanan tersebut
yang telah dibangun sekitar pertengahan abad ke-6 tersebut agaknya telah
berperan pula dalam menghadapi ekspansi sriwijaya ke pulau bangka menjelang
akhir abad ke-7.
D. ISI PRASASTI KOTA KAPUR
Prasasti Kota
Kapur adalah salah satu dari lima buah batu prasasti kutukan yang dibuat
oleh Dapunta Hyang, seorang penguasa dari Kadātuan
Śrīwijaya. Inilah isi lengkap dari Prasasti Kota Kapur, seperti
yang ditranskripsikan dan ditejemahkan oleh Coedes:
Naskah Asli
1. Siddha
titam hamba nvari i avai kandra kayet ni paihumpaan namuha ulu lavan tandrun
luah makamatai tandrun luah vinunu paihumpaan hakairum muah kayet ni humpa unai
tunai.
2. Umentern
bhakti ni ulun haraki. unai tunai kita savanakta devata mahardika sannidhana.
manraksa yan kadatuan çrivijaya. kita tuvi tandrun luah vanakta devata mulana
yan parsumpahan.
3. paravis.
kadadhi yan uran didalanna bhami paravis hanun. Samavuddhi lavan drohaka,
manujari drohaka, niujari drohaka talu din drohaka. tida ya.
4. Marppadah
tida ya bhakti. tida yan tatvarjjawa diy aku. dngan diiyan nigalarku sanyasa
datua. dhava vuathana uran inan nivunuh ya sumpah nisuruh tapik ya mulan
parvvanda datu çriwi-
5. jaya.
Talu muah ya dnan gotrasantanana. tathapi savankna yan vuatna jahat. makalanit
uran. makasuit. makagila. mantra gada visaprayoga. udu tuwa. tamval.
6. Sarambat.
kasihan. vacikarana.ityevamadi. janan muah ya sidha. pulan ka iya muah yan
dosana vuatna jahat inan tathapi nivunuh yan sumpah talu muah ya mulam yam
manu-
7. ruh
marjjahati. yan vatu nipratishta ini tuvi nivunuh ya sumpah talu, muah ya
mulan. saranbhana uran drohaka tida bhakti tatvarjjava diy aku, dhava vua-
8. tna
niwunuh ya sumpah ini gran kadachi iya bhakti tatvjjava diy aku. dngan di yam
nigalarku sanyasa dattua. çanti muah kavuatana. dngan gotrasantanana.
9. Samrddha
svasthi niroga nirupadrava subhiksa muah vanuana paravis chakravarsatita 608
din pratipada çuklapaksa vulan vaichaka. tatkalana
10.
Yan manman sumpah ini. nipahat di velana
yan vala çrivijaya kalivat manapik yan bhumi java tida bhakti ka çrivijaya.
Terjemahan
1. Keberhasilan ! (disertai
mantra persumpahan yang tidak dipahami artinya)
2. Wahai
sekalian dewata yang berkuasa, yang sedang berkumpul dan melindungi Kadātuan Śrīwijaya
ini; kamu sekalian dewa-dewa yang mengawali permulaan segala sumpah !
3. Bilamana
di pedalaman semua daerah yang berada di bawah Kadātuan ini akan ada orang yang
memberontak yang bersekongkol dengan para pemberontak, yang berbicara dengan
pemberontak, yang mendengarkan kata pemberontak;
4. yang
mengenal pemberontak, yang tidak berperilaku hormat, yang tidak takluk, yang
tidak setia pada saya dan pada mereka yang oleh saya diangkat sebagai datu;
biar orang-orang yang menjadi pelaku perbuatan-perbuatan tersebut mati kena
kutuk biar sebuah ekspedisi untuk melawannya seketika di bawah pimpinan datu
atau beberapa datu Śrīwijaya, dan biar mereka
5. dihukum
bersama marga dan keluarganya. Lagipula biar semua perbuatannya yang jahat;
seperti mengganggu :ketenteraman jiwa orang, membuat orang sakit, membuat
orang gila, menggunakan mantra, racun, memakai racun upas dan tuba, ganja,
6. saramwat,
pekasih, memaksakan kehendaknya pada orang lain dan sebagainya, semoga
perbuatan-perbuatan itu tidak berhasil dan menghantam mereka yang bersalah
melakukan perbuatan jahat itu; biar pula mereka mati kena kutuk. Tambahan pula
biar mereka yang menghasut orang
7. supaya
merusak, yang merusak batu yang diletakkan di tempat ini, mati juga kena kutuk;
dan dihukum langsung. Biar para pembunuh, pemberontak, mereka yang tak
berbakti, yang tak setia pada saya, biar pelaku perbuatan tersebut
8. mati
kena kutuk. Akan tetapi jika orang takluk setia kepada saya dan kepada mereka
yang oleh saya diangkat sebagai datu, maka moga-moga usaha mereka diberkahi,
juga marga dan keluarganya
9. dengan
keberhasilan, kesentosaan, kesehatan, kebebasan dari bencana, kelimpahan
segalanya untuk semua negeri mereka ! Tahun Śaka 608, hari pertama paruh
terang bulan Waisakha (28 Februari 686 Masehi), pada saat itulah
10.
kutukan ini diucapkan; pemahatannya
berlangsung ketika bala tentara Śrīwijaya baru berangkat untuk menyerang bhūmi
jāwa yang tidak takluk kepada Śrīwijaya.
Prasasti ini
dipahatkan pada sebuah batu yang berbentuk tugu bersegi-segi dengan ukuran
tinggi 177 cm, lebar 32 cm pada bagian dasar, dan 19 cm pada bagian puncak.
Bab III
KESIMPULAN
Prasasti Kota Kapur
adalah temuan arkeologi prasasti Sriwijaya yang ditemukan di pesisir barat Pulau Bangka. Prasasti ini dinamakan
menurut tempat penemuannya iaitu sebuah dusun kecil yang bernama "Kota
kapur". Tulisan pada prasasti ini ditulis dalam aksara Pallawa dan menggunakan bahasa Melayu
Kuno, serta merupakan salah satu dokumen tertulis tertua
berbahasa Melayu. Prasasti ini ditemukan oleh J.K. van der Meulen pada
bulan Desember 1892.